Instabilitas Genomik dan DNA Repair Gene
![]() |
| Struktur Tumor Suppressor Gene (TSG) p53 |
Sel-sel kanker memiliki beberapa karakteristik seperti ketergantungan
terhadap sinyal regulatoris positif, sedikitnya respon terhadap sinyal
penghambat pertumbuhan, proliferasi yang tidak terbatas, resisten terhadap
apoptosis, kemampuan untuk medapatkan oksigen dan nutrisi dengan angiogenesis,
dan kemampuan untuk metastasis (Hanahan & Weinberg, 2000). Penyebab dari
terbentuknya fenotip ganas diakibatkan karena mutasi pada 2 kelas gen yaitu
proto-onkogen dan tumor suppressor genes (TSG)
melalui beberapa tahapan proses (Kinzler & Vogelstein, 1996). Sebagian
besar mutasi yang menyebabkan perkembangan sel kanker bersifat somatis
(misalnya muncul selama perkembangan tumor dan hanya ada pada sel neoplastik).
Terdapat hanya sedikit fraksi mutasi pada sel germinal yang berkembang menjadi
neoplasia.
TSG
merupakan gen yang mengalami inaktivasi pada mutasi germinal atau somatik pada
kanker (Macleod, 2000). Terdapat dua jenis dari gen penghambat, yaitu gatekeepers dan caretakers (Levitt & Hickson, 2002). Gatekeepers bekerja secara langsung dalam meregulasi proliferasi
sel atau apoptosis atau keduanya, serta membatasi kecepatan tumorigenesis,
misalnya gen Adenomatous Poliposis Coli pada tumorigenesis kolorektal (Fodde et al., 2001) atau gen RB pada
retinoblastoma. Caretakers menginaktivasi
mutasi pada sel kanker, tidak secara langsung meregulasi proliferasi sel.
Mutasi menyebabkan percepatan konversi dari sel normal menjadi sel neoplastik
melalui peningkatan frekuensi mutasi pada gen seluler lainnya, khususnya gen
yang menentukan kecepatan perkembangan tumor (Levitt & Hickson, 2002).
Terdapat kesulitan dalam membedakan gen yang mengatur pertumbuhan seperti TSG
dan DNA-repair.
Karakteristik
Sel Tumor: Perubahan Genom, Heterogenitas Sel, dan Instabilitas Genetik
Hubungan antara kerusakan DNA dan perbaikan pada karsinogenesis mejadi
bukti bahwa zat atau senyawa yang dapat menyebabkan kaner – karsinogen – dapat
juga menjadi mutagen yang merubah sekuens DNA. Efek senyawa kimia karsinogenik,
radiasi ultraviolet, atau radiasi pengion pada pertumbuhan tumor dapat diukur
berdasarkan kerusakan DNA yang disebabkan dan kesalahan yang ditimbulkan pada
DNA selama sel berusaha memperbaiki kerusakan tersebut. Hal ini menjadi dasar
bahwa pengaruh kerusakan DNA endogen terhadap kanker semakin dipahami secara
lebih luas (Hoeijmakers, 2001).
Perubahan
genom yang beragam seperti aneuploid, delesi, translokasi, amplifikasi, dan
mutasi titik merupakan karakteristik dari sel tumor. Meskipun mutasi bukan
merupakan proses satu-satunya yang mempengaruhi pertumbuhan tumor – respon
imun, hormonal, ekspresi gen, dan interaksi sel – hal tersebut merupakan hal
yang diperkirakan paling mempengaruhi progresi tumor (Frank & Nowak, 2004).
Foulds et al. mengeluarkan postulat
bahwa dinamika model tumor dimana instabilitas dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan mutasi yang pada akhirnya menyebabkan progresi dari stadium awal
penyakit (Loeb et al., 2003). Untuk
menunjukkan perbedaan antara sedikitnya mutasi pada sel normal dan alterasi
dalam jumlah besar yang terdeteksi pada sel tumor, Loeb mengusulkan hipotesis
fenotip mutator (Loeb, 1991). Loeb berargumentasi bahwa langkah awal pada
progresi tumor adalah ekspresi fenotip mutator yang berasal dari mutasi pada
gen yang secara normal mengatur kesesuaian sintesis DNA dan kecukupan DNA
repair. Mutasi pada gen stabilitas genetik tersebut selanjutnya dapat
menyebabkan mutasi tambahan pada genome yang mengatur pertumbuhan dan gen yang
berperan dalam menjaga stabilitas DNA. Instabilitas dapat dilihat dari
munculnya tampakan sel heterogen yang dapat dikategorikan berdasarkan
fenotipnya seperti kemampuan angiogenesis, potensi metastasis, resistensi obat,
serta kemampuan menhindari respon imun (Capella et al., 2008).
Identifikasi dari aberasi pada mismatch
repair (MMR) genes yang
bertanggung jawab terhadap instabilitas mikrosatelit (microsatellite instability/MSI) pada subset tumor kolorektal
merupakan contoh dari fenotip mutator yang berperan pada progresi tumor (Ionov et al., 1993). Berdasarkan analogi dari
MSI, Michor et al. mengusulkan
postulat adanya instabilitas kromosom pada sebagian besar kasus tumor
kolorektal yang sporadik. Meskipun demikian, mekanisme yang mendasari
instabilitas genetik jenis ini masih belum diketahui walapun peran mutasi APC (Adenomatous Polyposis Coli) telah
diusulkan sebelumnya. Peran dari instabilitas genetik pada tumorigenesis masih
menjadi kontroversi sebagaimana telah diusulkan bahwa akumulasi mutasi dapat
terjadi secara eksklusif tanpa adanya pertambahan kecepatan mutasi (Sieber et al., 2005). Postulat lain menyebutkan
bahwa dinamika yang khusus pada stem cell
– yang memiliki sistem DNA repair minimal cenderung mengalami apoptosis –
merupakan hal penting dalam memahami dinamika tumor secara komprehensif
(Cairns, 2002).
Edit: 26 Feb 2020
Referensi:
- Cairns J. 2002. Somatic stem cells and the kinetics of mutagenesis and carcinogenesis. Proc Natl Acad Sci USA. 99:10567 – 10570.
- Fodde, R., Smits, R., Clevers, H. 2001. APC, signal transduction and genetic instability in colorectal cancer. Nat Rev Cancer. 1:55–67.
- Frank, S.A., Nowak, M.A. 2004. Problems of somatic mutation and cancer. Bioessays. 26:291–299.
- Hanahan, D., Weinberg, R.A. 2000. The hallmarks of cancer. Cell. 100:57–70.
- Capella, G., Balart, J., Peinado, M.A. 2008. Genomic Instability, DNA Repair Pathways and Cancer. In Principle of Molecular Oncology. New Jersey: Humana Press.
- Hoeijmakers, J.H. 2001. Genome maintenance mechanisms for preventing cancer. Nature. 411:366–374.
- Ionov, Y., Peinado, M.A., Malkhosyan, S., Shibata, D., Perucho, M. 1993. Ubiquitous somatic mutations in simple repeated sequences reveal a new mechanism for colonic carcinogenesis. Nature. 363:558–561.
- Kinzler, K.W., Vogelstein B. 1996. Lessons from hereditary colorectal cancer. Cell. 87:159–170.
- Levitt, N.C., Hickson, I.D. 2002. Caretaker tumour suppressor genes that defend genome integrity. Trends Mol Med. 8:179–186.
- Loeb, L.A., Loeb, K.R., Anderson, J.P. 2003. Multiple mutations and cancer. Proc Natl Acad Sci USA. 100:776–781.
- Loeb, L.A. 1991. Mutator phenotype may be required for multistage carcinogenesis. Cancer Res. 51:3075–3079.
- Macleod, K. 2000. Tumor suppressor genes. Curr Opin Genet Dev. 10:81–93.
- Michor, F., Iwasa, Y., Lengauer, C., Nowak, M.A. 2005. Dynamics of colorectal cancer. Semin Cancer Biol. 15:484–493.
- Sieber, O., Heinimann, K., Tomlinson, I. 2005. Genomic stability and tumorigenesis. Semin Cancer Biol. 15:61–66.


No comments
Tulis komentar Anda...