Karakteristik Organisme
![]() |
| Karakteristik organisme |
Sifat
organisme merupakan semua karakteristik yang ditunjukkan oleh organisme. Dalam
genetika, seringkali perhatian difokuskan pada karakteristik morfologis yang mempengaruhi penampilan
suatu organisme. Warna sayap kupu-kupu dan tinggi pohon kacang polong merupakan contoh
sifat morfologis. Hal ini seringkali dipelajari karena sifat tersebut mudah
untuk dievaluasi. Misalnya, seseorang dapat mengamati tanaman dan menyebutkan
apakah tanaman tersebut memiliki bunga berwarna putih atau merah. Meskipun
demikian, tidak semua sifat organisme merupakan karakteristik morfologis. Karakteristik
fisiologis mempengaruhi kemampuan
organisme untuk menjalankan fungsinya. Kemampuan bakteri untuk
memetabolisme glukosa seperti laktosa adalah salah satu contoh karakteristik
fisiologis. Seperti halnya sifat morfologis, karakteristik fisiologis
dipengaruhi oleh ekspresi gen. Sifat perilaku
juga mempengaruhi tumbuhan memberikan respon terhadap lingkungannya, misalnya musim
bertelur bagi spesies burung tertentu yang terjadi sekali dalam setahun. Pada hewan, sistem saraf berperan
penting dalam mengatur perilaku organisme tersebut.
Di dalam ilmu genetika organisasi biologi
dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu tingkat molekul, seluler, organisme, dan
populasi. Untuk memahami diantara tingkatan tersebut kita perlu menghubungkan
fenomena berikut:
- Gen diekspresikan pada tingkat molekuler. Dengan kata lain, transkripsi gen dan translasi menghasilkan protein tertentu yang merupakan proses molekuler.
- Protein kemudian berfungsi pada tingkat seluler di dalam sel yag mempengaruhi struktur dan fungsi sel.
- Sifat organisme ditentukan dari karakeristik sel yang menyusunnya. Secara makroskopis, pengamatan terhadap karakteristik morfologis menunjukkan sifat dari sel secara individu. Misalnya bunga berwarna merah karena sel-sel yang menyusun bunga tersebut menghasilkan pigmen berwarna merah. Karakteristik bunga yang berwarna merah tersebut dapat diamati pada tingkat organisme.
- Spesies merupakan sekelompok organisme yang mempertahankan atribut khas di alam. Adanya sifat-sifat yang ada pada suatu spesies dapat diamati pada tingkat populasi. Karakteristik yang ada dalam spesies tersebut kemudian dapat berevolusi seiring dengan perkembangan dalam populasi.
![]() |
| Berbagai tingkatan organisasi biologi mulai dari (a) tingkat molekuler, (b) tingkat seluler, (c) tingkat organisme, dan (d) tingkat populasi |
Untuk memahami tingkatan dalam orgnasisasi
biologi, gambar di atas memperlihatkan bagaimana karakteristik warna pada
kupu-kupu. Pada tingkat molekuler, gen pigmentasi bertugas untuk mengatur
jumlah pigmen yang dihasilkan. Gen pigmentasi dapat ada dalam dua bentuk yang
berbeda yang disebut alel. Pada
contoh tersebut, alel yang berbeda masing-masing memberi warna gelap dan warna
terang. Setiap alel menyandi protein yang berfungsi sebagai enzim untuk
mensintesis pigmen. Meskipun demikian, sekuens DNA yang terdapat pada
masing-masing alel sedikit berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan
sekuens DNA ini memberikan variasi pada struktur dan fungsi dari masing-masing
enzim pigmentasi.
Pada tingkat seluler, perbedaan fungsional
pada enzim pigmentasi mempengaruhi jumlah pigmen yang diproduksi. Alel yang
menyebabkan pigmentasi berwarna gelap, menyandi protein yang berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, ketika gen ini diekspresikan pada sayap kupu-kupu, maka pigmen
akan dihasilkan dalam jumlah besar. Sebaliknya, alel yang menyebabkan
pigmentasi berwarna terang menyandi enzim yang tidak berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, ketika hanya alel tersebut yang merupakan gen pigmentasi diekspresikan
maka akan dihasilkan pigmen dalam jumlah sedikit.
Pada tingkat organisme, jumlah pigmen yang
terdapat pada sayap menentukan warna sayap kupu-kupu. Ketika sel pigmen
menghasilkan pigmen dalam jumlah yang banyak maka warna sayap akan menjadi
gelap, sedangkan jika sel pigmen memproduksi pigmen dalam jumlah sedikit maka
sayap akan berwarna terang.
Pada tingkat populasi, spesies kupu-kupu
memiliki sayap berwarna gelap dan sebagian yang lainnya memiliki sayap berwarna
terang. Kupu-kupu dengan sayap berwarna sayap gelap menghindari predator
seperti burung jika hidup di hutan belantara dengan pencahayaan yang sedikit.
Sedangkan kupu-kupu dengan sayap berwarna terang dapat membantu untuk bertahan
hidup jika kupu-kupu tersebut tinggal pada padang rumput dengan pencahayaan
yang cukup. Hal tersebut dapat diamati pada spesies kupu-kupu yang memiliki
sayap berwarna gelap sebagian besar hidup pada area hutan, sedangkan kupu-kupu
dengan sayap berwarna terang hidup pada area yang tidak berhutan.
Edit: 23 Feb 2020
Referensi
- Brooker, R. J. 2015. Genetics: Analysis and Principles (Fifth Edition). New York, NY: McGraw-Hill Education.



No comments
Tulis komentar Anda...