Struktur Spike Protein (S-Protein) Coronavirus
Coronavirus
menimbulkan ancaman kesehatan yang serius baik pada manusia dan hewan. Pada tahun
2002 hingga 2003, severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV)
menginfeksi sedikitnya 8000 orang, dengan case
fatality rate sekitar 10% (Ksiazek et
al., 2003). Sejak tahun 2012, Middle East Respiratory Syndrome coronavirus
(MERS-CoV) telah menginfeksi kurang lebih 1700 orang, dengan tingkat case fatality rate sekitar 36% (Zaki et al., 2012). Selain itu, pada tahun
2013 terjadi wabah porcine epidemic diarrhea coronavirus (PEDV) di Amerika
Serikat, menyebabkan case fatality rate hampir
100% pada babi dan mengurangi populasi babi hampir 10% di seluruh wilayah
Amerika Serikat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun (Chen et al., 2014). Pada umumnya, coronavirus
menyebabkan gangguan sistem respirasi, gastrointestinal, dan sistem saraf pusat
pada manusia dan hewan yang menimbulkan masalah kesehatan serta menyebabkan kerugian
ekonomi. Coronavirus mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru melalui mutasi
dan rekombinasi dengan relatife mudah sehingga dapat mengalami perubahan inang dan
jaringan secara efisien (Graham & Baric, 2010).
Coronavirus merupakan family Coronaviridae yang termasuk dalam ordo Nidovirales (Enjuanes et al., 2006). Kelompok tersebut dapat dibagi lagi
menjadi genus Alphacoronavirus, Betacoronavirus, Gammacoronavirus,
dan Deltacoronavirus. Diantara virus-virus tersebut, alpha dan beta-coronavirus
menginfeksi mamalia, gammacoronavirus menginfeksi spesies unggas, dan
deltacoronavirus menginfeksi kedua jenis mamalia dan spesies unggas. Beberapa
contoh alphacoronavirus adalah human coronavirus NL63 (HCoV-NL63), porcine
transmissible gastroenteritis coronavirus (TGEV), PEDV, dan porcine respiratory
coronavirus (PRCV). Beberapa contoh dari betacoronavirus antara lain SARS-CoV,
MERS-CoV, bat coronavirus HKU4, mouse hepatitis coronavirus (MHV), bovine
coronavirus (BCoV), dan human coronavirus OC43. Contoh dari gamma dan
deltacoronavirus antara lain avian infectious bronchitis coronavirus (IBV) dan
porcine deltacoronavirus (PdCV) secara berurutan. Coronavirus merupakan virus
berukuran besar, dibungkus oleh envelope, dan memiliki positive-strand RNA.
Virus ini memiliki genom terpanjang diantara semua virus RNA, biasanya antara
27 – 32 kb (kilobase). Genom virus dikemas di dalam kapsid berbentuk heliks
yang tersusun atas nucleocapsid protein (N) dan selebihnya dikelilingi oleh
envelope. Bagian envelope virus sedikitnya tersusun dari 3 jenis protein
struktural, yaitu protein membran (M), protein envelope (E) yang terlibat dalam
pembentukan virus, sedangkan spike protein (S) berperan sebagai medioator virus
untuk memasuki sel inang. Beberapa coronavirus juga menyandi protein
hemagglutinin-esterase (HE) yang berhubungan dengan envelope virus. Diantara
protein struktural tersebut, spike protein membentuk protrusi besar dari
permukaan virus, yang memberikan coronavirus memiliki penampakan seperti
memiliki mahkota (dalam bahasa Latin corona artinya mahkota). Sebagai tambahan
dalam mediasi virus ke sel inang, spike protein juga berperan penting dalam
menentukan kisaran atau variasi inang dan jaringan serta penginduksi utama
respon imun host (Li, 2016).
![]() |
| Gambar A. S-Protein Coronavirus |
Gambar di samping menunjukkan jenis-jenis
coronavirus dan spike protein, (a) Klasifikasi dari coronavirus disertai
beberapa contoh dari masing-masing genus dari Alphacoronavirus, Betacoronavirus,
Gammacoronavirus, dan Deltacoronavirus. (b) Gambar skematik dari
strukur spike coronavirus sebelum mengalami fusi. Pada gambar tampak
receptor-binding subunit S1, membrane-fusion subunit S2, transmembrane anchor
(TM), intracellular tail (IC), dan envelope virus (C). Pada gambar (c)
menunjukkan gambaran skematik dari struktur domain spike coronavirus, termasuk
S1-N terminal domain (S1-NTD), S1-C terminal domain (S1-CTD), fusion peptide
(FP), serta heptad repeat regions N dan C (HR-N dan HR-C). Gambar gunting menandakan
lokasi proteolysis pada spike protein coronavirus. (d) Struktur dan fungsi dari
spike protein coronavirus, reseptor host yang dikenali oleh domain S1 adalah angiotensin
converting enzyme 2 (ACE2), aminopeptidase N (APN), dipeptidyl peptidase 4
(DPP4), carcinoembryonic antigen-related cell adhesion molecule 1 (CEACAM1),
dan gula. Gambaran struktur kristal dari domain S1 dan heptad repeat S2, dengan
PDB (Protein Data Bank) ID (nomor identifikasi) 3KBH untuk HCoV-NL63 S1-CTD,
4F5C untuk PRCV S1-CTD, 2AJF untuk SARS-CoV S1-CTD, 4KR0 untuk MERS-CoV S1-CTD,
3R4D untuk MHV S1-NTD, 4H14 untuk BCoV S1-NTD, 2IEQ untuk HCoV-NL63 Heptad
Repeats, 1WYY untuk SARS-CoV Heptad Repeats, 4NJL untuk MERS-CoV Heptad
Repeats, dan 1WDF untuk MHV Heptad Repeats.
![]() |
| Gambar B. Struktur trimerik spike coronavirus |
Pada gambar di samping
tampak struktur trimerik prefusi dari spike coronavirus. (a) Struktur trimerik
spike mouse hepatitis coronavirus (MHV), dengan PDB ID yaitu 3JCL (Walls et
al., 2016), tampak 3 monomer yang ditunjukkan dengan warna magenta, cyan,
dan hijau. Pada gambar (b) tampak satu monomer dari spike trimerik MHV. Elemen fungsional
yang penting pada spike diberi warna sesuai dengan fungsinya [S1 N-terminal domain (S1-NTD), S1 C-terminal domain (S1-CTD), fusion peptide (FP), dan heptad repeat region N (HR-N)]. Gambar gunting
menandakan lokasi proteolysis.
Spike coronavirus terdiri
dari 3 segmen, yaitu ektodomain besar, single-pass transmembrane anchor, dan
intracellular tail pendek (Gambar A). Ektodomain terdiri dari receptor-binding
subunit S1 dan membrane-fusion subunit S2. Pengamatan dengan mikroskop elektron
menunjukkan bahwa spike tersebut merupakan trimer yang berbentuk seperti cengkeh
dengan tiga kepala S1 dan tangkai trimerik S2 (Kirchdoerfer et al.,
2016). Pada saat virus akan memasuki sel host, S1 berikatan dengan reseptor
pada permukaan sel host, dan S2 mengalami fusi antara membran sel host dengan membran
virus yang memungkinkan genom virus memasuki sel host. Ikatan reseptor dan fusi
membran merupakan langkah inisial dan penting, serta merupakan target untuk
intervensi manusia (Fang, 2016). Struktur spike protein coronavirus berperan
penting dalam mengenali dan berikatan dengan reseptor pada sel host.
Edit: 24 Maret 2020
Referensi:
- Chen, Q., Li, G., Stasko, J., Thomas, J. T., Stensland, W. R., Pillatzki, A. E., Gauger, P. C., Schwartz, K. J., Madson, D., Yoon, K. J., Stevenson, G. W., Burrough, E. R., Harmon, K. M., Main, R. G., Zhang, J. 2104. Isolation and characterization of porcine epidemic diarrhea viruses associated with the 2013 disease outbreak among swine in the United States. J Clin Microbiol. 52(1):234-43.
- Enjuanes, L., Almazán, F., Sola, I., Zuñiga, S. 2006. Biochemical
aspects of coronavirus replication and virus-host interaction. Annu Rev
Microbiol. 60:211-30.
- Graham, R. L., Baric, R. S. 2010. Recombination, reservoirs, and the modular spike: mechanisms of coronavirus cross-species transmission. J Virol. 84(7):3134-46.
- Kirchdoerfer, R. N., Cottrell, C. A., Wang, N., Pallesen, J., Yassine, H. M., Turner, H. L., Corbett, K. S., Graham, B. S., McLellan, J. S., Ward, A. B. 2016. Pre-fusion structure of a human coronavirus spike protein. Nature. 531(7592):118-21.
- Ksiazek, T. G., Erdman, D., Goldsmith, C. S., Zaki, S. R., Peret, T.,
Emery, S., Tong, S., Urbani, C., Comer, J. A., Lim, W., Rollin, P. E., Dowell,
S. F., Ling, A. E., Humphrey, C. D., Shieh, W. J., Guarner, J., Paddock, C. D.,
Rota, P., Fields, B., DeRisi, J., Yang, J. Y., Cox, N., Hughes, J. M., LeDuc, J.
W., Bellini, W. J., Anderson, L. J. 2003. A novel coronavirus
associated with severe acute respiratory syndrome. N Engl J Med. 348(20):1953-66.
- Li, F. 2016. Structure, Function, and Evolution of Coronavirus Spike Proteins. Annual review of virology. 3(1):237–261.
- Walls, A. C., Tortorici, M. A., Bosch, B. J., Frenz, B., Rottier, P. J.
M., DiMaio, F., Rey, F. A., Veesler, D. 2016. Cryo-electron microscopy
structure of a coronavirus spike glycoprotein trimer. Nature. 531(7592):114-117.
- Zaki, A. M., van Boheemen, S., Bestebroer, T. M., Osterhaus, A. D., Fouchier, R. A. 2012. Isolation of a novel coronavirus from a man with pneumonia in Saudi Arabia. N Engl J Med. 8; 367(19):1814-20.



No comments
Tulis komentar Anda...