Apa Itu Kedokteran Genomik?
![]() |
Gambar 1. Exon pada sebuah gen |
Kedokteran genomik berkembang dengan
sangat pesat, sehingga beberapa penyedia layanan kesehatan kurang memahami
implikasi etis, legal, dan sosial yang dapat mempengaruhi cara mereka dalam
menjalankan praktik kedokteran dan membagikan informasi kepada pasien di masa
yang akan datang. Kurang familiarnya terhadap kedokteran genomik dapat
menciptakan hambatan komunikasi antara ilmuwan dan non ilmuwan, karena
masyarakat umum dan bahkan praktisi perawatan kesehatan umum mungkin tidak
cukup memahami kedokteran genomik. Praktisi pelayanan kesehatan perlu dilatih
untuk mengenali bagaimana genom dapa berpengaruh terhadap kesehatan seseorang
dan untuk memahami besarnya keputusan etis dan implikasid ari keputusan
tersebut yang harus mereka hadapi di masa depan. Seperti dalam bidang
kedokteran yang berubah dengan cepat, diperlukan lebih banyak penlitian
berbasis bukti dalam kedokteran genomik, di mana bukti klinis saat ini masih
tertinggal dibelakang ilmu pengetahuan (Khoury, 2007). Dengan semakin
meningkatnya pengobatan presisi dan pengujian genetik, banyak penyedia layanan
kesehatan mungkin tidak siap untuk menginterpretasian tes genetik atau
mengomunikasikan hasil tes dan memberikan bantuan dengan pengambilan keputusan
kepada pasien mereka. Perkembangan ini telah menyebabkan pertumbuhan dalam
konseling genetik, yaitu bidang kesehatan dimana para profesional dengan latar
belakang genetika dapat mempertimbangkan kebutuhan pasien dan dampak hasil tes
genetika terhadap anggota keluarga pasien untuk mempromosikan pengambilan
keputusan secara mandiri (Sharpe & Carter, 2006).
Di negara maju, pustakawan baik publik maupun medis dapat dipanggil untuk memahami pengobatan genomic agar dapat
menyediakan sumber daya yang relevan untuk penyedia layanan kesehatan dan dapat
berperan penting dalam memberikan edukasi kepada konsumen. Beberapa pustakawan
medis memiliki keahlian dalam kedokteran genomik atau bioinformatika dan
menawarkan lokakarya, instruksi, layanan, atau panduan perpustakaan yang berkaitan
dengan kedokteran genomik. Namun, sebelum seorang pustakawan yang tidak
termasuk dalam tenaga spesialis dapat memberikan layanan yang berkaitan dengan
kedokteran genomik, mereka harus siap untuk memperluas pemahaman dasar tentang
konsep-konsep kedokteran genomik dan memperoleh kesadaran akan implikasi etis,
hukum, dan sosialnya.
Karena kedokteran genomik telah berkembang
di luar setting klinis dan kini telah menjangkau konsumen, kebutuhan akan
pustakawan untuk memeliki pengetahuan di bidang ini telah berkembang. Dengan
banyaknya berita, media sosial, dan informasi terkait kedokteran genomik maka
diperlukan sumber daya yang mampu berperan dalam memberikan sumber-sumbe resmi,
penelitian, pelathan bioinformatika, bantuan pengolahan dan visualisasi data,
serta informasi kesehatan. Dengan banyaknyacontoh pustakawan yang berkontribusi
di bidang kedokteran genomik (Catalano et
al., 2017), pustakawan diharapkan untuk meningkatkan keterlibatan mereka
dengan komunitas lokal dan menyediakan sumber daya untuk ilmuwan.
Definisi Kedokteran Genomik
Kedokteran
genomik adalah cabang ilmu spesialisasi dalam bidang kedokteran yang secara
interdisipliner menggunakan informasi genomik yang telah berkembang pesat sejak
selesainya Human Genome Project (HGP) lebih dari satu dekade yang lalu.
Definisi dari konsep dassar kedokteran genomik dapat dilihat pada tabel 1.
Terminologi
|
Deskripsi
|
Biomarker
|
Disebut juga
dengan penanda biologis, biomarker klasik adalah semua karakteristik yang
dapat digunakan untuk menilaui suatu penyakit atau fungsi fisiologis
tertentu, biomarker genomik yaitu “suatu karakteristik DNA atau RNA yang
mengindikasikan proses biologis normal, proses patogenik, dan/atau respon
terhadap terapi atau intervensi” (Novelli et
al., 2008). Biomarker genomik merefleksikan ekspresi, fungsi, atau
regulasi dari sebuah gen.
|
Kodon
|
Tiga
nukleotida atau basa DNA dan RNA yang tersusun secara berurutan dan dibaca
dalam satu kelompok (misalnya ATG, AUG), start dan stop kodon ada jika
sekuens protein mulai atau berhenti.
|
DNA
|
Deoxyribonucleic
acid merupakan pembawa pesan genetik. DNA terdiri dari empat nukelotida atau
basa (A, T, G, dan C), DNA dapat bereplikasi uttuk membuat salinan.
|
Exom
|
Bagian dari
genom yang mengandung banyak sekuens DNA paling penting atau exon, yaitu
bagian-bagian yang menyandikan protein.
|
Exon
|
Sekuens DNA
yang menyandi protein (bagian dari gen yang diekspresikan).
|
Gen
|
Sekuens
spesifik DNA tertentu yang berfungsi sebagai unit dasar dari hereditas
(Hirsch et al., 2002), berasal dari
bahasa Yunani genea yang artinya generasi.
|
Ekspresi gen
|
Gen yang
aktif dan memproduksi RNA atau protein, maka gen dikatakan telah
diekspresikan.
|
Genom
|
Genom
merupakan keseluruhan DNA yang dimiliki suatu organisme, termasuk ekson dan
intron.
|
Germline
|
Sel germinal
yaitu sel sperma, sel telur, dan sel embrio. Perubahan pada sel germinal
bersifat permanen. Sifat atau mutasi germinal adalah diwariskan dan
generasional.
|
Intron
|
Sekuens DNA
yang tidak menyandi protein (bagian dari genom yang tidak diekspresikan).
|
MicroRNA
|
miRNA
merupakan jenis materi genetik yang mengatur ekspresi gen, memiliki potensi
menjadi biomarker serta pengembangan pendekatan terapi baru.
|
RNA
|
Ribonucleic
acid merupakan salinan untai tinggal dari sekuens DNA yang berperan sebagai
pembawa pesan untuk membantu sel melakukan instruksi untuk membuat protein.
RNA terdiri dari empat nukleotida atau basa (A, U, G, dan C). Basa T pada DNA
diganti dengan U (Uracil)
|
SNP
|
Single-nucleotide
polymorphism (dilafalkan “snip”) merupakan variasi sekuens DNA yang terdapat
ketika satu nukelotida (A, T, G, atau C) pada gen berubah. SNP merupakan
variasi paling banyak pada genom manusia dan merupakan penyebab utama dari
variasi genetik, dengan lebih dari 10 juta SNP pada genom manusia.
|
Somatik
|
Sel somatic meliputi
sel punca, sel darah, dan jenis sel lainnya. Perubahan pada sel somatic tidak
permanen dan tidak diwariskan ke generasi berikutnya. Mutasi sel somatik
termasuk perubahan yang diperoleh sebagai akibat akibat dari paparan kimia
atau radiasi. Perubahan juga dapat terjadi ketika sel disalin selama proses
pertumbuhan atau perbaikan.
|
Genom merupakan keseluruhan informasi yang
lengkap pada DNA suatu organisme (Alberts et
al., 2002). Molekul DNA terdiri dari dua rantai panjang yang tersusun
berpilin. Masing-masing rantai DNA memiliki kode genetik yang ditulis hanya
dengan empat huruf, dan masing-masing kode genetik tersebut merepresentasikan
subunit basa atau nukelotida: adenin (A), guanin (G), thimin (T), dan sitosin
(C). Urutan dari rantai tersebut menentukan instruksi yang terdapat pada
untaian DNA. Pada tahun 1953 penemuan bahwa dua molekul berpasangan untuk
membentuk double-helix mengantarkan
James Watson, Francis Krick, dan Maurice Wilkins memperoleh hadiah
nobel. Untuk melaksanakan instruksi dalam membuat protein yang penting dalam
menjalankan fungsi sel, sekuens dari molekul DNA atau gen, disalin menjadi
beberapa molekul RNA, yang kemudian mengalami proses translasi untuk
mensintesis protein.
Manusia diperkirakan memliki 20.000 hingga
25.000 gen, yang mana merupakan unit terkecil dari hereditas atau keturunan.
Manusia memiliki dua salinan dari masing-masing gen, yang diperoleh dari kedua
orang tua. Genom manusia memiliki gen penyandi protein dan gen yang tidak
menyandi protein. Pada manusia, gen mungkin saja hanya terdiri dari beberapa
ratus atau 2 juta basa DNA (Lister Hill National Center for Biomedical
Communication, 2008). Menariknya, manusia hanya memiliki beberapa lebih gen
dibandingkan cacing dan lebih sedikit gen daripada padi atau gandum. Dengan
demikian, genom tidak hanya mencerminkan jumlah gen, tetapi juga kompleksitas
jaringan gen. Menurut Mukherjee (2017), genom manusia bersifat dinamis, indah,
memiliki nilai sejarah, rentan, mudah beradaptasi, berulang dan unik. Genom
manusia juga siap berevolusi, penuh dengan puing-puing masa lalunya.
Selesai pada tahun 2003, Human Genome
Project adalah proyek 13 tahun yang dikoordinasi oleh Departemen Energi Amerika
Serikat dan National Institute of Health (NIH) untuk melakukan sekuens genom
manusia secara lengkap dari sukarelawan yang bersedia memberikan sampel DNA.
Oleh karena privasi merupakan hal yang diperhatikan, sengaja tidak
diberitahukan siapa yang mengajukan diri. Semua label dihapus sebelum sampel
dipilih, dan sukarelawan memberikan persetujuan sebelum berpartisipasi. HGP dan
data terkait tersedia melalui pusat basis data National Center for
Biotechnology Information (NCBI).
Edit: 03 April 2020
Referensi:
- Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular biology of the cell: The structure and function of DNA. 4th ed. New York, NY: Garland Science.
- Catalano, M. M., Vaughn, P., Been, J. 2017. Using
Maps to Promote Data-Driven Decision-Making: One Library's Experience in Data
Visualization Instruction. Med Ref Serv Q. 36(4):415-422.
- Hirsch, E. D., Jr, Kett, J. F., Trefil, J.. 2002. The new dictionary of cultural literacy: what every American needs to know. Boston, MA: Houghton Mifflin; Gene.
- Khoury, M. J. 2017. No Shortcuts on the Long Road to
Evidence-Based Genomic Medicine. JAMA. 318(1):27-28.
- Lister Hill National Center for Biomedical Communications. 2008. Help me understand genetics: cells and DNA. Bethesda, MD: Genetics Home Reference. What is a gene; p. 11.
- Mukherjee, S. 2017. The gene: an intimate history. Scribner. pp. 322–6
- Novelli, G., Ciccacci, C., Borgiani, P., Papaluca Amati, M., Abadie, E. 2008. Genetic tests and genomic biomarkers: regulation, qualification and validation. Clin Cases Miner Bone Metab. 5(2):149–54.
- Sharpe, N. F., Carter, R. F. 2006. Genetic testing: care, consent, and liability. Hoboken, NJ: Wiley-Liss; pp. 22–3.
No comments
Tulis komentar Anda...