Konteks Sejarah dan Ruang Lingkup Epidemiologi
Epidemiologi
berasal dari pengamatan Hipokrates sekitar 2000 tahun yang lalu yang menyatakan
bahwa faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit.
Namun, penghitungan penyebaran penyakit pada populasi manusia yang spesifik
belum dilakukan dalam skala besar hingga abad ke-19. Hal ini menjadi penanda
dimulainya studi tentang epidemiologi serta beberapa prestasi yang berhasil
ditorehkan (Beaglehole & Bonita, 2004). Penemuan yang dilakukan oleh John
Snow di London menunujukkan bahwa risiko terkena penyakit kolera disebabkan
karena meminum air yang dihasilkan oleh industri produsen air minum. Studi
epidemiologi yang dilakukan oleh Snow meliputi aspek yang luas dan investigasi
yang berkelanjutan serta menilai faktor fisik, kimia, biologi, sosiologis, dan
proses politik (Johansen et al.,
2003). Pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan subgrup populasi mulai
umum digunakan pada akhir abad 19 dan awal abad 20 untuk mengendalikan penyakit
menular, tetapi lebih bermanfaat dengan menilai pengaruh lingkungan atau agen
terhadap penyakit spesifik tertentu. Pada pertengahan abad ke-20 metode ini
diaplikasikan pada penyakit kronis tidak menular seperti penyakit jantung dan
kanker, khususnya di negara dengan tingkat pendapatan sedang hingga tinggi
(Bonita et al., 2006).
![]() |
Tabel 1. Tingkat kematian akibat penyakit kolera |
Epidemiologi merupakan ilmu yang relatif baru di era modern dan
menggunakan metode kuantitatif dalam mempelajari pola penyebaran penyakit pada
populasi, untuk memberikan informasi mengenai cara pencegahan dan pengendalian
penyakit. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Richard Doll dan Andrew Hill mempelajari hubungan antara penggunaan tembakau dan kejadian kanker paru-paru,
yang dimulai pada tahun 1950-an (Doll & Hill, 1964). Penelitian tersebut
diawali dengan studi eksperimental terhadap karsinogenisitas tar pada tembakau dan
pengamatan klinis berhubungan dengan penggunaan tembakau dan faktor-faktor lain
yang menyebabkan kanker paru-paru. Dengan menggunakan metode penelitian cohort
jangka panjang, akhirnya didapatkan hubungan antara merokok dan kanker
paru-paru (gambar 1). Dokter di Inggris yang melakukan studi cohort juga
menemukan penurunan secara progresif tingkat kematian pada bukan perokok dalam
beberapa dekade. Doktor laki-laki yang lahir antara tahun 1900 – 1930 dan
merokok meninggal rata-rata 10 tahun lebih muda jika dibandingkan dengan bukan
perokok (Doll et al., 2004).
![]() |
Gambar 1. Tingkat kematian dokter di Inggris akibat kanker paru-paru (per 1000) berdasarkan jumlah rokok per hari pada tahun 1951-1961 |
Definisi, Ruang Lingkup, dan Manfaat Epidemiologi
Definisi epidemiologi menurut Last (2001)
adalah studi tentang penyebaran dan penentuan dari kejadian yang berhubungan
dengan kesehatan pada populasi spesifik, dan penerapan dari studi ini yaitu
sebagai pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan. Epidemiologis tidak
hanya memperhatikan kasus kematian, penyakit, dan disabilitas, tetapi juga
terhadap peningkatan tingkat kualitas kesehatan. Terminologi “penyakit” dapat
meliputi semua perubahan kesehatan yang tidak menguntungkan, termasuk cedera
dan kesehatan mental.
Ruang lingkup studi epidemiologi berfokus
pada populasi spesifik dalam suatu wilayah geografis tertentu, misalnya pada kelompok
pasien di rumah sakit atau pekerja pabrik. Kelompok populasi yang umum
digunakan pada studi epidemiologi dipilih di area spesifik tertentu pada dalam
suatu waktu atau rentang waktu tertentu. Hal ini menjadi dasar dalam menentukan
subgrup berdasarkan jenis kelamin, usia, dan etnis. Struktur dari populasi
berbeda antara satu lokasi geografis tertentu dengan lokasi geografis lainnya,
serta dalam jangka waktu tertentu. Analisis epidemiologis sebaiknya mempertimbangkan
variasi tersebut. Epidemiologi
menawarkan metode untuk mengukur seberapa besar pengaruh faktor risiko dan
intervens manusia terhadap tingkat kesehatan masyarakat termasuk pada saat
keadaan krisis misalnya seperti pandemic. Metode ini meliputi survey,
pengawasan, analisa data epidemiologi, dan penilaian cepat. Seringkali metode
yang berbeda dapat memberikan informasi mengenai luaran kesehatan atau
indikator yang sama menegnai suatu kepentingan kesehatan, akan tetapi tipe
infromasi yang diberikan oleh metode yang berbeda dapat memberikan hasil yang
berlainan. Dengan demikian, pilihan strategis mengenai metode apa yang akan
digunakan seringkali dibutuhkan.
Pada
keadaan krisis seperti pandemi, epidemiologi (dan cabang ilmu lainnya yang
berkaitan seperti ilmu sosial dan demografi) dapat memberikan berbagai macam
informasi seperti patokan tingkat keparahan krisis dan perkembangannya dari
waktu ke waktu. Tingkat kematian merupakan indikator utama dari derajat
keparahan suatu krisis, karena hal tersebut merupakan luaran yang berhubungan
dengan paparan, kerentanan, dan progresi penyakit. Mortalitas dapat dihitung
secara prospektif maupun retrospektif. Epidemiologi juga dapat digunakan untuk
mengukur derajat pengaruh faktor risiko yang ada pada komunitas yang mengalami
krisis, juga mengukur derajat manfaat dari intervensi yang dilakukan untuk
meminimalisasi faktor risiko yang ada. Misalnya proporsi komunitas yang tidak
bisa mendapat akses air bersih di kamp pengungsian yang baru didirikan
(terekspos faktor risiko), dan proporsi yang mendapat akses air bersih dan
sanitasi (diproteksi dengan intervensi). Epidemiologis akan mengukur apakah
faktor risiko itu sendiri (misalnya lebih dari kapasitas) atau cakupan
intervensi (misalnya air dan sanitasi, vaksinasi, dan layanan kesehatan) yang
mempengaruhi tingkat kesehatan. Pemantauan tren dilakukan untuk melihat terjadinya
suatu penyakit dari waktu ke waktu dan mengidentifikasi ancaman kesehatan yang
muncul secara tepat waktu. Pengukuran tersebut dilakukan untuk memberikan
informasi dan membuat keputusan mengenai intervensi apa yang diperlukan serta membuat perencanaan program, revisi, dan evaluasi (Bartlett & Judge,
1997).
Edit:
01 April 2020
Referensi:
- Bartlett, P. C. & Judge, L. J. 1997. The role in epidemiology in public health. Rev Sci Tech. 16(2): 331-6.
- Beaglehole, R., Bonita, R. 2004. Public Health at the crossroads: achievements and prospects. Cambridge: Cambridge University Press.
- Bonita, R., Beaglehole, R., Kjellström, T., & World Health Organization. 2006. Basic epidemiology. Geneva: World Health Organization.
- Doll, R., Hill., A. 1964. Mortality in relation to smoking: ten years observation on British doctors. BMJ. 1:1399-410.
- Doll, R., Peto, R., Boreham, J., Sutherland, I. 2004. Mortality in relation to smoking: 50 years observations on British doctors. BMJ. 328: 1519-28.
- Irwin, A., Valentine, N., Brown, C., Loewenson, R., Solar, O., et al. 2006. The Commission on Social Determinants of Health: tackling the social roots of health inequities. PLoS Med. 3: e106.
- Johansen, P. V., Brody, H., Rachman, S., Rip, M. 2003. Cholera, Chloroform, and the Science of Medicine: a life of John Snow. Oxford: Oxford University Press.
- Last, J. M. 2001. A dictionary of epidemiology. 4th ed. Oxford: Oxford University Press.
- Lee, J. W. 2005. Public health is a social issue. Lancet. 365: 1005-6.
- Snow, J. 1855. On the mode of communication of cholera. London, Churchill.
No comments
Tulis komentar Anda...